Halaman

Jumat, 09 September 2022

Perjalanan menuju kampung halaman (9-10 Juli 2022)

09 Juli 2022

Aku melakukan perjalanan menuju kampung halaman mulai hari ini. Pada dini hari, aku bersiap untuk mandi. Pukul 05:05 WIB, aku shalat subuh. Lalu dilanjutkan dengan sarapan pagi pukul 05:35 WIB. Sebelum pergi, aku dan keluargaku (beserta kakaknya Ibuku) melakukan persiapan terakhir yaitu mengecek perlengkapan dan perbekalan yang harus dibawa.

Kami berlima berangkat dari rumah pukul 06:26 WIB dan sampai di halte Kp. Rambutan pukul 07:00 WIB. Kami akan pergi ke kampung halaman menaiki bus Palala. Sambil menunggu bus datang, kami melakukan kegiatan masing-masing, yaitu memainkan handphone atau mengobrol. Saat bus tiba, kami mengangkat barang bawaan kami ke dalam bus dan koper diangkat oleh petugas bus menuju bagasi. Kami menaiki bus sekitar pukul 09:28 WIB. Bus mulai berangkat dan melakukan perjalanan.

Bus melewati jalan tol yang di sisi kanan dan kiri jalannya terdapat pepohonan hijau. Sekitar pukul 10:20 WIB, bus berhenti untuk  mengisi bensin. Pukul 10:36 WIB, bus berhenti kembali di pemberhentian berikutnya (Poris / Lebak Bulus) untuk mengambil penumpang lain yang sudah memesan tiket bus dari hari-hari sebelumnya. Ada orang mengamen serta jualan aneka makanan dan minuman tapi aku tidak membelinya. Setelah itu, penumpang bus dibagikan box berisi roti, snack Better, dan kopi kemasan botol untuk mengisi perut. Aku belum memakan roti, snack Better, dan minum kopi karena lebih memilih untuk memakan snack yang dibawa sendiri dari rumah.

Pukul 12:15 WIB, bus masuk ke wilayah Pelabuhan Merak lalu busnya masuk ke kapal sekitar 12:49 WIB. Pada pukul 13:01 WIB, penumpang turun dari bus dan masuk ke kapal. Kami makan siang pakai lauk ayam goreng yang dibawa pukul 13:16-13:34 WIB. Aku lanjut shalat Dzuhur dan Ashar dijamak pukul 13:38-13:58 WIB. Saat shalat, kapalnya bergoyang tapi untungnya aku tidak jatuh. Aku dan kembaranku melihat pemandangan laut dari atas kapal pukul 14:25-14:34 WIB. 



Kami turun ke kapal bagian bawah lagi di Pelabuhan Bakaheuni pukul 16:44 WIB, lalu mencari bus dan masuk ke bus pukul 16:50 WIB. Pukul 16:53, bus keluar area pelabuhan. 

Bus berhenti di sebuah restoran saat waktu Magrib. Penumpang bus diperbolehkan istirahat, shalat, dan makan. Kami minum teh di restoran itu pukul 19:01 WIB. Beberapa waktu setelah itu, kami mengambil persediaan pop mie di dalam bus dan ke restoran itu lagi untuk menyeduh pop mie. Karena bus akan berjalan kembali, kami membawa pop mie yang sudah diseduh ke dalam bus. Saat di bus, kami kesulitan makan pop mie karena bus berjalan dengan sangat cepat. Kuah mie punyaku tumpah ke baju karena terlalu banyak dituang oleh karyawan restoran. Aku memakan mienya perlahan hingga satu setengah jam kemudian.

Pada malam hari, aku sulit tidur dan terbangun setiap setengah jam sekali.


10 Juli 2022

Pada dini hari, aku muntah lebih dari sekali. Lalu membersihkan'muntahannya pukul 03:45 WIB. Karena terlalu lama membersihkan muntah, aku makan terburu-buru karena penumpang bus yang lain sudah menaiki bus. Nasi pakai lauk soto daging dan teh terpaksa tidak kuhabiskan. Setelah itu, bus berjalan kembali dan melakukan pemberhentian di sebuah masjid untuk shalat subuh sekitar pukul 05:55 WIB. Aku pun berwudhu dan shalat subuh pukul 06:00 WIB.

Mendekati waktu makan siang (sekitar pukul 11:00 WIB), bus berhenti di RM. Umega Gunung Medan, Sumatera Barat. Kami pun makan di RM. Umega pakai lauk pilihan. 

Aku memilih lauk rendang untuk diri sendiri dan kembaranku. Kakakku memilih lauk ayam gulai paha. Ibuku memilih lauk rendang juga tapi versi yang lebih keringnya karena tidak ada tunjang atau dendeng. 


Aku sebenarnya ingin cepat makan, tapi kembaranku sedang menemani kakak perempuannya Ibu ke kamar mandi. Setelah selesai, kakaknya Ibuku memilih lauk juga untuk dimakan.

Kami semua makan dengan porsi yang cukup. Beberapa saat kemudian, aku ingin menghabiskan makanannya, tapi bus sebentar lagi jalan. Aku membungkus sisa lauk rendang, begitu juga dengan kembaranku dan Ibuku. Kakaknya Ibuku juga membungkus semua sisa makanannya. Lalu, aku dan kembaranku mencuci tangan secara bergantian. Kami menunggu Ibu untuk membayar makanannya. Tak lupa kami minum air mineral gelas yang disediakan gratis bagi pengunjung rumah makan. Setelah itu, kami semua menaiki bus lagi.

Bus tidak melakukan pemberhentian selain menuruni penumpang ke tempat tujuan. Bus kembali melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Aku menyiapkan kantong plastik warna hitam dan lagi-lagi aku muntah di jalan. Perutku terasa kosong dan badan terasa lemas karena sering muntah. Di suatu pemberhentian, ada pedagang yang berjualan. Ibuku membeli perkedel jagung (yang dipotong persegi panjang) berukuran kecil. Aku pun memakannya untuk mengisi perut yang kosong. Lalu minum air mineral gelas yang tersisa kurang dari 1 gelas. Sejujurnya aku dan saudaraku yang lain merasa kurang minum, tapi kami tahan karena persediaan air sudah habis.

Sekitar pukul 17:45, bus tiba di depan swalayan di kampung halamanku, namanya "Al Falah". Di sana kakak dan adiknya Ibuku sudah menunggu untuk mengantar kami. Kami bergegas membawa barang bawaan yang ada di dalam bus. Pihak bus ikut membantu mengangkat koper yang ditaruh di tempat khusus (samping bus). Koper dan barang bawaan lain kami ditaruh di dalam mobil adiknya Ibuku. Aku, Ibuku, kembaranku, dan kakak perempuan dari Ibu naik ke mobil. Sementara itu, kakakku pergi ke swalayan dulu membeli air mineral, lalu naik motor bareng kakaknya Ibuku ke rumah di kampung halaman.

Sekitar pukul 18:00 WIB, kami tiba di rumah di kampung halaman. Kami menaruh barang bawaan kami ke dekat kamar. Karena masih lapar, tidak lama kemudian aku dan kembaranku makan dendeng yang dibawa dari rumah. Sekitar pukul 18:15 WIB, akh Shalat jamak Dzuhur dan Ashar. Lalu tidak lama kemudian sudah adzan lagi dan aku lanjut Shalat Maghrib (sekitar 18:30 WIB). Malam hari, aku makan lagi pakai lauk yang ada. Dan pukul 22:55 WIB, aku tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar