Halaman

Senin, 31 Desember 2012

Perlukah Merayakan Tahun Baru Masehi?





Penghujung tahun dan hari pertama tahun baru Masehi merupakan momen yang sangat berharga bagi sebagian orang. Mereka pun menyiapkan segala sesuatu, dengan berbagai macam pesta untuk menyambut tahun baru.

Di negeri kita, saat malam pergantian tahun baru Masehi, para muda-mudi biasanya menggelar berbagai pesta. Di antara mereka ada yang bergadang larut malam untuk menunggu jam 00.00 tiba. Apabila waktunya telah tiba, mereka bergembira dan dengan serentak meniup terompet dan berpesta kembang api. Pawai sepeda motor pun dimulai dengan menarik gas sepenuhnya disertai yel-yel yang memekakkan telinga. Pada hari pertama tahun Masehi, mereka menghadiri panggung-panggung hiburan konser musik yang digelar di berbagai tempat di alun-alun, THR (tempat hiburan rakyat), maupun di tempat-tempat rekreasi lainnya.

Campur baur antara muda-mudi, bergandengan tangan dengan lawan jenis (yang memang telah direncanakan sebelumnya oleh pasangan muda-mudi tersebut), gelak tawa dan canda, isapan rokok yang bagaikan asap dari cerobong pabrik, serta berbagai minuman menjadi teman akrab yang senantiasa menyertai mereka.
Televisi, radio, dan para pemilik pusat perbelanjaan tidak mau absen dari ikut serta memeriahkan tahun baru. Berbagai promosi dan diskon besar-besaran diadakan dalam rangka menyambut Natal dan tahun baru Masehi. Begitu meriah acara yang digelar oleh mereka untuk menyambut kedatangan tahun baru masehi tersebut, sehingga membuat kebanyakan orang terbuai, tidak sadar ikut hanyut terbawa arus. Mereka tidak melihat berbagai macam dilema keagamaan, sosial, dan masyarakat yang timbul karenanya. Mereka tidak tahu bahwa perayaan tahun baru tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semua itu hanyalah sebuah pemborosan, membuang-buang harta untuk hal yang sia-sia dan tidak ada manfaatnya sama sekali.

Fenomena seperti ini merupakan realita kehidupan yang senantiasa berulang setiap pergantian tahun. Bahkan dari tahun ke tahun makin bertambah semarak dan makin tidak terkendalikan arusnya. Tahun ini, wallahu a’lam apakah yang akan terjadi dan mewarnai awal tahun baru Masehi di negeri kita ini.
Seorang muslim yang memiliki kecemburuan besar terhadap agamanya, tentu tidak setuju dengan semua itu, dan tentu tidak setuju bila hal itu sampai terjadi di tengah keluarga kita. Kita semua harus tahu bahwa pergantian tahun merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang tiada tara, yang hanya dipahami oleh orang-orang yang berakal yang memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’”(Qs.Ali Imron[3]: 190-191)

Perayaan tahun baru di beberapa negara terkait erat dengan keagamaan atau kepercayaan mereka terhadap para dewa. Jika seorang muslim telah memahami hal ini, maka tentu ia akan memahami bahwa bagi sebagian kaum kafir, merayakan tahun baru merupakan peribadahan. Sehingga apabila seorang muslim ikut-ikutan merayakan tahun baru maka boleh dibilang kerena ketidaktahuannya terhadap agamanya sebab ia telah menyerupai orang kafir yang menentang Allah dan Rasul-Nya.
Ingkarilah kemungkaran karena kemungkaran merupakan jalan menuju petaka. Begitu bahayanya akibat dari kemungkaran, maka seorang muslim harus berusaha sekuat tenaga untuk mencegah dan mengingkari kemungkaran-kemungkaran yang ada sebatas kemampuannya, walau hanya dengan hati. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Makin bertambah usia seorang muslim seharusnya makin ia sadar akan memanfaakan waktu dengan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat serta menjauhkan dirinya dari sesuatu yang membahayakan. Hendaklah kita mengingat masa penangguhan hidup kita di dunia. Ketika seorang muslim memasuki tahun baru, ia akan ingat bahwa berarti ia makin mendekati akhir masa penangguhan hidup di dunia ini. Bila senantiasa mengingat hal ini, maka kita pun akan semakin bersemangat mencari bekal untuk mendapatkan kebahagiaan ukhrowi (akhirat) yang kekal abadi. Berbahagialah dengan keislaman kita. Agama kita berbeda dengan agama lain, sehingga dilarang menyerupai orang kafir, terlebih lagi mengikuti cara beragamanya kaum kafir. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim meninggalkan perayaan tahun baru dan penanggalan ala kafir. Sebaiknya kita menghidupkan penanggalan Islam dalam rangka meninggikan syiar dan izzah Islam serta kaum muslimin. Selain itu, hendaknya kita mengingat kebesaran dan keagungan-Nya sehingga akan menambah rasa takut, cinta dan berharap akan ridho-Nya.

Ucapan Selamat Tahun Baru di Berbagai Negara

Arabic……………………Antum salimoun
Cambodian……………..Soursdey Chhnam Tmei
Chinese………………….Xin Nian Kuai Le
Corsican Language…….Pace e Salute
Croatian…………………Sretna Nova godina!
Cymraeg (Welsh)………Blwyddyn Newydd Dda
Czechoslovakia ………..Scastny Novy Rok
Dutch…………………….GELUKKIG NIEUWJAAR!

English…………………..Happy New Year
Eskimo…..…..…..…..….Kiortame pivdluaritlo
Esperanto…..…..…..….. Felican Novan Jaron
Estonians…..…..…..….. Head uut aastat!
French…..…..…..…..…..Bonne Annee
Gaelic…..…..…..…..….. Bliadhna mhath ur
German…..…..…..…..….Prosit Neues Jahr
Greek…..…..…..…..…….Kenourios Chronos
Hawaiian…..…..…..…….Hauoli Makahiki Hou
Hindi…..…..…..…..…….Naye Varsha Ki Shubhkamanyen
Hong Kong….. ….. ….. (Cantonese) Sun Leen Fai Lok
Hungarian…..…..…..…..Boldog Ooy Ayvet
Indonesian…..…..…..…..Selamat Tahun Baru
Iranian…..…..…..…..…..Saleh now mobarak
Iraqi…..…..…..…..…..….Sanah Jadidah
Italian…..…..…..…..…….Felice anno nuovo
Japan…..…..…..…..…….Akimashite Omedetto Gozaimasu
Kannada…..…..…..…..…Hosa Varushadha Shubhashayagalu
Korea…..…..…..…..……Saehae Bock Mani ba deu sei yo!
Lithuanian…..…..…..…..Laimingu Naujuju Metu
Macedonian…..…..…….Srekjna Nova Godina
Malay…..…..…..…..……Selamat Tahun Baru
Nepal…..…..…..…..…….Nawa Barsha ko Shuvakamana
Norwegian…..…..…..…..Godt Nyttår
Papua New Guinea…….Nupela yia i go long yu
Persian…..…..…..…..…..Saleh now ra tabrik migouyam
Philippines…..…..…..…..Manigong Bagong Taon
Portuguese…..…..…..…Feliz Ano Novo
Romanian…..…..…..…..AN NOU FERICIT
Russian…..…..…..…..…S Novim Godom
Somali…..…..…..…..…..Iyo Sanad Cusub Oo Fiican!
Spanish…..…..…..…..…Feliz Ano ~Nuevo
Swedish…..…..…..…..…GOTT NYTT ÅR! /Gott nytt år!
Tamil…..…..…..…..…….Eniya Puthandu Nalvazhthukkal
Thai…..…..…..…..…..….Sawadee Pee Mai
Turkish…..…..…..…..…..Yeni Yiliniz Kutlu Olsun
Ukrainian…..…..…..…….Shchastlyvoho Novoho Roku
Uzbek…..…..…..…..…….Yangi Yil Bilan
Vietnamese…..…..…..….Chuc Mung Tan Nien

Sabtu, 15 Desember 2012

Mencontek, Budaya Yang Sudah Mengakar


Setiap mau ujian, pasti setiap murid mencari cara mendapatkan nilai terbaik. Ada yang belajar, belajar tapi nyontek kalau keadaan mendesak, dan nggak mau berusaha sendiri (hanya mengandalkan contekan dari teman). Nah, tipe yang kedua dan ketiga ini adalah hal yang kurang baik dilakukan.

Mencontek / bertanya kepada teman saat ujian sudah menjadi budaya yang mengakar di kalangan pelajar. Ada yang bilang kalau nggak kerjasama (saling ngasih jawaban) itu nggak solid sama teman. Itu perkataan teman kepada saya sewaktu mau ujian.

Salah satu diantara kalian pasti ada yang melakukan hal tersebut. Hayo ngaku? Wajar kok. Tapi jangan keseringan, ya.

Menurut pengamatan saya, inilah tipe-tipe orang yang mencontek:

1. Mencontek Kepepet -> kalau ada jawaban yang bingung, terus waktu ujian tinggal 5 menit lagi baru dia bertanya kepada temannya / mencontek.

2. Mencontek Borongan -> Kalau sekali nanya, orang yang tipe seperti ini langsung menanyakan jawaban dari beberapa soal sekaligus.

3. Mencontek Sebagai Kebutuhan -> Menurut orang ini, kalau nggak nyontek dia tidak akan mendapatkan nilai yang diinginkan.

4. Mencontek Nekat -> Orang ini mencontek dengan cara yang terang-terangan, seperti buku atau kertas kecil yang berisikan jawaban.

5. Mencontek coba-coba -> Golongan ini sebelumnya belum pernah nyontek, tapi dia nyontek / bertanya pada temannya karena sewaktu ujian hanya ingin mencocokkan jawaban / dia nggak tau beberapa nomor.

6. Mencontek ngomong doang -> Dia ini cuma ngomongnya doang mau nyontek, karena takut nggak bisa. Eh, tapi waktu ujian dia nggak nyontek / nanya sama sekali.

Anda Harus Hobi Membaca



Nah agar Anda suka dan hobi membaca, “Mulailah dari buku ataupun informasi yang betul-betul Anda butuh saat ini”, coba Anda renungkan informasi apa saja yang Anda butuhkan saat ini.

Dengan begitu Anda dapat menikmati apa yang Anda baca, karena sesuai dengan apa yang Anda butuhkan saat ini, jadi tidak perlu bingung dengan diri sendiri Anda dapat belajar banyak dari buku-buku yang tersedia.

Percayalah ! Dengan membaca dijadikan hobi Anda akan menemukan dunia baru bahkan ilmu baru yang belum Anda sadari bahwa ilmu itu ada.
Yakinlah ! Dengan membaca dijadikan hobi Anda akan menemukan hal tersembunyi yang ternyata selama ini Anda miliki.

Dan saya menganjurkan Anda harus dan bahkan wajib menjadikan membaca sebagai hobi, karena membaca seakan-akan Anda bertemu dengan orang-orang baru yang menyampaikan ilmu berharga dengan tanpa Anda bertatapan muka.
Dan terakhir Anda akan bisa menilai perbedaan orang yang suka membaca dan kurang suka membaca, dari gerak-gerik dan sisi lain yang mereka miliki.
Jadi membacalah ! Anda betul-betul menemukan kedahsyatan didalamnya SUERRR dahhh….
_____

Sumber: Klik Disini

Hobi Membaca Sehatkan Fisik dan Mental



Membaca memang kebiasaan yang baik karena akan memperluas pengetahuan. Tetapi hobi membaca, terutama buku bagus, punya manfaat lebih dari itu karena menyehatkan mental dan fisik. 

Di era twitter dan pesan pendek seperti saat ini, tingkat konsentrasi seseorang untuk membaca dalam waktu lama sudah jauh berkurang. Karenanya membaca novel atau buku bisa menjadi penawar. 


Ahli saraf Baroness Susan Greenfield mengatakan, membaca bisa memperpanjang rentang perhatian pada anak-anak dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir jernih.


"Sebuah cerita memiliki awal, pertengahan, dan akhir. Sebuah struktur yang akan merangsang otak kita untuk berpikir dalam sebuah urutan, menghubungan sebab, akibat, dan keterkaitan. Makin sering dilakukan makin baik," kata Greenfield.


Membaca juga akan memperkaya hubungan karena meningkatkan pemahaman kita pada kebudayaan lain dan membantu kita belajar berempati. 


Penelitian baru yang dilakukan tim dari University of Michigan menemukan bahwa dalam 10 tahun terakhir ini, di mana perkembangan teknologi informasi sangat pesat, terjadi penurunan empati di kalangan para mahasiswa sampai 48 persen. 


"Dalam permainan komputer kita harus menyelamatkan putri, tetapi kita tak banyak peduli pada si putri, tujuan kita adalah menang," jelas Greenfield.


Berbeda dengan cerita putri dalam buku yang memiliki masa lalu, masa kini, dan masa depan, ia punya hubungan dan motivasi. Kita bisa merasa terhubung dengannya, kita melihat dunia melalui matanya. 


Menurut John Stein, profesor emeritus ilmu saraf dari Magdalen College, Oxford, membaca sesungguhnya bukan kegiatan pasif. "Membaca melatih seluruh otak," katanya.


Ketika kita sedang asyik membaca sebuah buku menarik, kita melakukan lebih dari sekedar mengikuti sebuah cerita. Membayangkan apa yang terjadi sangat baik untuk otak. 


Teknologi pemindaian otak (MRI) kini bisa membuktikan hal tersebut. Dalam penelitian tahun 2009 di Amerika terungkap, saat kita membaca dan membayangkan sebuah pemandangan, suara, bau, dan rasa yang diceritakan dalam buku, berbagai area dalam otak yang dipakai untuk memproses hal itu di dunia nyata, ikut aktif. Sehingga tercipta sambungan-sambungan otak baru.


Dengan kata lain, saat membaca otak kita meniru pengalaman nyata seperiti halnya jika kita mengalami langsung. Hal tersebut tak terjadi ketika kita menonton televisi atau bermain video game.


Membaca juga terbukti menyehatkan mental karena kegiatan ini mengurangi perasaan kesepian dan membuat kita melupakan masalah sejenak. Penelitian tahun 2009 juga menunjukkan, membaca selama enam menit bisa mengurangi level stres lebih dari yang bisa dilakukan oleh musik atau kegiatan jalan-jalan.


Konsentrasi yang kita lakukan saat membaca akan mengalihkan pikiran, menenangkan ketegangan otot, dan memperlambat detak jantung. Membaca juga disebut mampu mencegah penuaan otak. 


Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal The Archives of Neurology, disebutkan kebiasaan membaca sejak usia muda bisa mencegah penyakit Alzheimers. Pemindaian otak terhadap orang lanjut usia berusia di atas 60 tahun menunjukkan mereka yang melakukan kegiatan melatih otak secara rutin, seperti membaca, main catur, dan menulis surat, memiliki plak lebih sedikit di otaknya. 


Jadi, mari mulai membaca.


Sumber: Klik Disini

Sabtu, 08 Desember 2012

Idola Cilik 2013


Aku mau sedikit membahas tentang acara yang fenomenal "Idola Cilik 2013".

Walaupun minggu ini (3 Desember 2012 - 8 Desember 2012) aku sedang melaksanakan Ulangan Semester Ganjil, aku sempat menonton audisi Idola Cilik 2013. Aku melihat peserta yang lucu-lucu, ada yang suaranya bagus, dan tingkahnya yang lucu. Disini aku juga melihat ada yang datang jauh-jauh dari daerah ke tempat audisi, dan akhirnya lolos. Senang banget melihatnya.

Saat menonton acara audisi Idola Cilik 2013, aku masih mencari beberapa kontestan Menuju Pentas Idola Cilik 2013 yang aku unggulkan. Semuanya mempunyai ciri khas masing-masing. Walaupun usiaku tidak "cilik" lagi, boleh dong aku nonton & menjadi pendukung salah satu diantara kontestan yang ada?

Semoga bakat-bakat terbaik yang dipilih dari Sobat Cilik di seluruh Nusantara dapat menjadi juara Idola Cilik 2013.

Cerita Ulangan Semester Ganjil

Aku mau cerita sedikit nih tentang ulangan semester ganjil yang sudah dilaksanakan di sekolahku tanggal 3 Desember - 8 Desember 2012 .

Di hari pertama, ada ulangan Bahasa Indonesia, Matematika, dan TIK. Di hari ini aku merasa pelajaran MTK yang paling sulit dari dua pelajaran lainnya. Tingkat kesulitan: Bahasa Indonesia (55%), Matematika (80%), TIK (25%).

Di hari kedua, ada 4 mata pelajaran yang diujikan. Yaitu Fisika, Bahasa Inggris, PKn, dan Geografi. Dua pelajaran pertama (Fisika dan Bahasa Inggris) adalah pelajaran tersulit bagiku saat ulangan. Tingkat kesulitan: Fisika (70%), Bahasa Inggris (60%), PKn (30%), Geografi (35%).

Hari ketiga, ada Kimia, Ekonomi, Bahasa Perancis, dan Bahasa Jepang. Awalnya aku salah mengira bahwa pelajaran ketiga itu Bahasa Jepang, ternyata Bahasa Perancis dulu yang diujikan. Hahaha... aku mimpi apa ya sampai ingat jadwal terbalik gitu? Tingkat kesulitan: Kimia (25%), Ekonomi (30%), Bahasa Perancis (35%), Bahasa Jepang (40%).

Hari keempat, 2 mata pelajaran IPS yang diujikan, yaitu Sosiologi dan Sejarah. Ditambah dengan Mulok (Muatan Lokal) Adobe Photoshop di jam terakhir. Tingkat kesulitan: Sosiologi (25%), Sejarah (25%), Mulok (20%).

Hari ke 5, bisa dibilang hari yang pelajarannya paling susah, sama seperti hari pertama (Bhs. Indonesia, MTK) dan hari kedua (Fisika, Bahasa Inggris). Mata pelajrannya yaitu Agama Islam, Penjaskes, dan gamBiologi. Baru kali ini loh Penjaskes ada ulangan tertulisnya (?). Saat ulangan Agama Islam susah sekali, aku nggak belajar tajwid & sanad. Padahal materi tajwid ada sekitar 10 soal + 1 soal tentang sanad. Dan di pelajaran Biologi, aku ada yang ngasal karena ragu-ragu. Misalnya, nama latin bakteri, dsb. Tingkat kesulitan: Agama Islam (60%), Penjaskes (30%), Biologi (35%).

Hari ke 6, the last day. Hari yang cukup santai. Mata pelajaran yang diujikan: English Conversation dan Seni Rupa. Awalnya, dari rumah aku juga mengira mata pelajaran Seni Rupa dulu yang diujikan, ternyata English Conversation yang duluan. Langsung deh aku panik karena baru belajar dari buku tulis. Untungnya, ada teman yang jago Bahasa Inggris dan orangnya lagi baik hati, langsung aja aku pinjam buku cetak Bahasa Inggris dia yang sudah diisi (yang katanya keluar di ulangan nanti). Dan ternyata, soal yang ada di buku cetak itu keluar di ulangan. Dan saat pelajaran Seni Rupa, semua murid kelas 10 disuruh menggambar wajah dengan cara yang sudah diajarkan sebelumnya. Aku akuin, lumayan susah. Karena aku lupa cara menggambar bagian dalam telinganya. Tingkat kesulitan: English Conversation (30%), Seni Rupa (30%).