Halaman

Minggu, 28 Agustus 2011

Ulang Tahun Yang Banjir

Nama saya Fani. Dahulu, saya bersekolah di SD Negeri Tugu 10. Perjalanan dari rumah menuju ke sekolah menggunakan motor ojek hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit.

Pada hari Senin, tanggal 10 November 2008, saya dan saudara kembar saya yang bernama Fina berangkat ke sekolah seperti biasa dan menuju ke kelas kami. Namun, setelah menaruh tas di tempat masing-masing, kami berjalan menuju keluar sekolah untuk membelikan makanan ringan yang akan dibagikan kepada teman satu kelas. Kami sengaja membelikan teman sekelas kami makanan ringan produk richeese karena hari itu kami berulang tahun.

Setelah selesai membelikan makanan untuk teman-teman, kami kembali ke sekolah. Dan ketika teman kami mulai datang, kami membagikan makanan yang kami beli tadi kepada mereka. Lalu, satu per satu teman-teman kami mengucapkan "selamat ulang tahun" kepada kami.

Sebelum pelajaran dimulai, hanya satu teman yang memberikan hadiah kepada saya dan Fina. Namanya Syihan. Kami membuka hadiah darinya, ternyata hadiah yang diberikannya adalah sepasang bingkai foto kembar berwarna hitam dan putih. Kami mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu saya menyimpan hadiahnya di kolong meja tempat duduk saya. Lalu saya menaruhnya ke dalam tas sekolah.

Saat jam istirahat di sekolah sampai pulang sekolah sampai pulang sekolah, kami berdua membagikan makanan kami yang belum habis.

Tibalah saatnya pulang sekolah. Namun, kamu belum bisa pulang ke rumah karena hujan yang sangat deras. Dan hujan yang sangat deras tersebut membuat banjir di depan sekolah kami, lalu masuk ke dalam sekolah kami.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya banyak siswa yang nekat pulang ke rumah masing-masing walaupun masih terdapat hujan dan banjir di lingkungan sekolah kami karena takut ditanyakan oleh orangtua mengapa pulang terlambat. Saya dan Fina adalah sedikit dari siswa nekat tersebut.

Pak Udin, tukang ojek langganan kami berdua menyuruh kami mengikutinya. Ia berkata bahwa karena banjir di sekitar Pondok Duta (sekitar sekolahku), motornya dititipkan di sebuah tempat. Lalu, Pak Udin mengajak kami ke sana. Sampai di sana, sebenarnya kami akan diantarkan pulang oleh motornya. Tetapi, karena motor Pak Udin tidak menyaa saat banjir, kami pulang berjalan kaki lumayan jauh. Kami melihat sampah diantara genangan air banjir yang kami lewati.

Sampai di Indomaret Pelni, kami dijemput oleh kakak laki-laki kami menggunakan sepeda motor.

Setibanya di rumah, kami disuruh mandi oleh Ibu terlebih dahulu karena badan kami basah semua. Selesai mandi, kami meminum teh hangat yang tersedia. Selanjutnya, kami dibuatkan Indomie rasa soto mie oleh Ibu kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar