Hari Kamis (9 April 2015) adalah hari terakhir bagi kelas XII SMA belajar di sekolah menikmati masa SMA. Karena hujan yang tak kunjung reda, kami diperbolehkan masuk ke sekolah sampai jam 07:30 WIB (mungkin karena hari terakhir sekolah).
Di kelasku, tidak ada jam pelajaran sampai 2 jam pertama, yaitu pelajaran Fisika. Akhirnya, di kelas kami jadi gabut, nggak tau mau ngapain. Ada yang mengobrol dengan teman, memonton film di laptop, foto selfie, dan juga tidur di kelas (termasuk aku sendiri). Setelah 2 jam pertama pelajaran Fisika, dilanjutkan dengan pelajaran Matematika yang diajarkan oleh Pak Saut. Beliau menyuruh kami membentuk kelompok, kami berkumpul sesuai kelompok yang udah dibentuk sebelumnya.
Lalu setiap kelompok mengerjakan soal dan dikumpulkan, setiap selesai mengerjakan 1 soal lalu dikumpulkan begitu seterusnya sampai 5 soal. Masih ada 3 - 4 soal yang belum dikerjakan. Namun jam pelajaran tinggal sebentar lagi. Kami membahas soal yang masih jadi perdebatan. Dan akirnya ditemukan jawaban dari soal itu.
Selesai pelajaran Matematika, kami gabut lagi karena pelajaran Fisika (lagi) yang nggak ada gurunya. Kami melakukan kegiatan yang sama, yaitu ngobrol, nonton film di laptop, foto selfie, dan tidur di kelas. Aku melihat ke sekitar teman-temanku, betapa berharganya kesempatan terakhir berada di sekolah ini. Setelah ini, aku dan teman-temanku sulit bertemu kembali. Aku menjadi sedih. Apalagi saat seorang teman menyetel lagu Project Pop - Ingatlah Hari Ini, Bondan Prakoso feat. Fade 2 Black - Kita Selamanya, dan Peterpan - Semua Tentang Kita, aku hampir menangis.
Setelah pelajaran Fisika berakhir, pelajaran Bahasa Inggris juga nggak ada gurunya. Jadilah kami gabut lagi. Kami melakukan berbagai kegiatan. Setelah 1 jam pelajaran, waktunya ISOMA (istirahat, shalat, dan makan). Tapi ada juga yang tidak makan karena berpuasa. Selesai ISOMA, pelajaran kembali berlanjut namun nggak ada gurunya. Kami berfoto dengan wali kelas kami, yaitu Bu Rahmi. Hari ini kami terakhir kali berfoto bersama wali kelas sebelum UN. Tidak lama kemudian, kami dipanggil untuk acara minta maaf memohon doa restu dari adik kelas 10 dan kelas 11.
Kami menghampiri ruang kelas 10 dan 11. Kelas pertama yang kami datangi adalah kelas 11 IPA 1, di kelas itu sedang ada pelajaran B. Jepang yang diajarkan oleh Sensei Nia. Nurul Khalida (Ninun) mengucapkan kalimat pembuka, lalu memimpin doa bersama agar kelas 12 angkatan 23, khususnya kelas 12 IPA 3 diberi kelancaran dalam mengerjakan soal UN dan bisa lulus dengan nilai yang baik. Selesai berdoa, kami berfoto selfie bersama Sensei dan adik kelas menggunakan tongsis dan fish eye. Hal itu juga kami lakukan di kelas lainnya. Kecuali di beberapa kelas kami tidak berfoto selfie karena sedang tidak aga guru yang mengajar. Setelah itu, kami kembali ke kelas. Di dalam kelas kami meminta maaf kepada semua teman sekelas.
Tidak lama kemudian, kami menuju ke lapangan untuk briefing, doa bersama, dan meminta maaf serta memohon doa restu untuk kelancaran UN kepada guru yang mengajarkan kami & kepada teman. Sebelum berbaris dengan rapih, kami saling mengobrol dengan teman, meminta maaf kepada teman atas kesalahan yang telah diperbuat selama ini, dan saling mendoakan agar lancar dalam UN.
Kepala Sekolah memberikan pengarahan. Pertama kali, Kepala Sekolah menegur murid kelas 12 yang telah melanggar aturan pada hari Rabu (8 April 2015) karena memakai seragam pramuka meskipun beliau bilang tidak melihat kami memakai seragam itu. Lalu, Kepala Sekolah memberikan pesan kepada semua muridnya agar belajar dengan baik supaya dapat nilai UN yang baik juga. Dan dilanjutkan dengan arahan dari Wakil Kepala Sekolah, yaitu Pak Setiyana. Setelah itu, kami berbaris untuk menyalami guru, memohon doa restu agar diberi kelancaran dalam UN, serta tentunya meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat. Selesai menyalami semua guru, kami pulang ke rumah masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar