Tanggal 3 Januari 2014, kami semua berkumpul di seberang halte Indomilk, menunggu bis yang akan membawa kami saat study trip. Kira-kira sekitar pukul 06.30 WIB murid-murid menaiki bus. Sampai sekitar pukul 06.50 WIB, ada satu orang yang belum datang, yaitu Ni Wayan karena dia masih mencari baju study trip miliknya. Pukul 06.57 WIB, bus I dan bus II (bus anak IPA) mulai berangkat. Sementara itu, bus III, IV, dan V (bus anak IPS) berangkatnya lebih lama, karena tujuan perjalanan mereka langsung ke museum yang ada di Bandung.
Perjalanan yang diharapkan lancar dan sampai tepat waktu tidak tercapai. Kami tiba di PLTA Cirata sekitar hampir jam 11.00 (kalau tidak salah). Di sana ada petugas PLTA yang tanya jawab dengan murid kelas XI IPA. Tetapi, karena suara mesin di PLTA lebih kencang dari suara petugasnya, kami tidak terlalu mengerti apa yang beliau jelaskan. Setelah selesai tanya jawab, petugas PLTA mengajak kami turun untuk melihat mesin PLTA dan menjelaskan cara kerjanya. Pertama, rombongan bus I turun, setelah selesai barulah rombongan bus II yang turun. Sebelum kembali menaiki bus, ada yang buang air kecil atau berfoto di sekitar PLTA Cirata. Saatnya kami kembali menaiki bus.
Karena jam sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB, akhirnya kami berhenti tidak jauh dari mushalla di sekitar PLTA Cirata. Murid laki-laki dan bapak guru segera menunaikan shalat Jum'at, dan murid perempuan dan ibu guru bersantai. Saat aku bersantai, aku melihat rombongan bus II yang perempuan sudah mendapat dan memakan nasi box untuk makan siang. Sementara, rombongan bus I mengeluh kelaparan (termasuk saya). Kami hanya bisa bersabar, karena penanggung jawab bus I adalah Pak Getar yang sedang shalat Jum'at.
Selesai murid laki-laki dan bapak guru shalat Jum'at, beberapa murid perempuan (termasuk saya) dan ibu guru shalat dzuhur di mushalla yang sama. Kami membawa mukena yang akan dikenakan. Sampai di depan mushalla, kami membuka alas kaki. Kami mengambil tempat untuk shalat, lalu berwudhu. Selesai berwudhu, kami pun shalat. Selesai shalat, kami kembali ke dekat tempat parkir bus. Saya termasuk yang paling akhir selesai shalat.
Saat saya selesai shalat dan kembali ke dekat tempat parkir bus, ternyata banyak teman saya dari rombongan bus I yang sudah selesai makan. Saya jadi lapar. Saya minta nasi box ke Pak Getar. Saya melihat itu tinggal beberapa nasi box yang tersisa. Saya meminta air mineral gelas di dalam bus dan mencuci tangan. Lalu saya duduk di atas rumput untuk makan, dan bersebelahan dengan beberapa guru. Nasi box yang saya terima berisi nasi + ayam bakar + sambal + lalapan + buah pisang. Setelah makan, saya kembali mencuci tangan dengan air mineral gelas sisa yang tadi karena belum habis airnya. Dan saya membawa nasi box beserta air mineral untuk dibuang.
Saya mendapat informasi, bahwa bus sebentar lagi akan jalan. Tetapi, saya masih kenyang. Saya kembali meminta air mineral gelas supaya menetralkan perut saya yang kenyang. Selesai saya menghabiskan air itu, saya membuang sampahnya, dan tidak lama kemudian saya dan teman-teman saya menaiki bus. Kami melanjutkan perjalan ke Pabrik Keramik Plered.
Perjalanan menuju Pabrik Keramik Plered ternyata butuh waktu yang lama, karena ramainya jalan di sana. Dari jadwal seharusnya sampai pukul 12.46, ternyata kami baru sampai sekitar jam 14.00. Sebelum kami menuju tempat pabrik keramik, beberapa kali kami salah alamat yang kami kira itu pabrik keramik, mereka hanya menjual keramik ataupun distributornya. Kami tiba di pabrik keramik Plered disambut oleh petugasnya di sana. Kami memasuki ruangan, lalu melihat hasil keramik yang sudah jadi. Beberapa saat kemudian, kami berkumpul mengikuti instruksi petugasnya dan duduk di lantai. Kami mendengarkan penjelasan beliau. Beliau kira, murid yang datang hanya dalam jumlah kecil sekitar 20 orang dan guru pembimbing. Dan ternyata murid yang datang lebih dari yang beliau kira. Tetapi, intinya beliau senang dengan kehadiran kami yang datang kesana untuk mempelajari cara membuat keramik, yang terutama berhubungan dengan pelajaran Kimia. Kami juga sambil mencatatat beberapa hal yang penting dari yang beliau ceritakan untuk mengisi LKS lami. Selesai beliau menjelaskan, kami langsung praktek bagaimana cara membuat keramik.
Ternyata, membuat keramik itu tidaklah mudah. Kami harus memutarkan alat putar tangan dan memegang tanah liat jangan sampai bentuknya kacau. Siswa-siswi penasaran dan langsung mencoba membuat keramik, beberapa diantaranya dibantu oleh pengrajin keramik di sana. Ada yang mencoba membuat keramik pakai alat putar kaki. Ada juga yang bertanya kepada salah satu pengrajin, untuk menambah pengetahuan kami tentang sejarah keramik dan juga mengisi LKS di Pabrik Keramik Plered. Keramik yang sudah jadi lalu dikeringkan. Walaupun masih basah, beberapa siswa membawa keramik buatan mereka (termasuk keramik saya yang dibuatkan oleh salah satu pengrajin keramik) ke dalam bus. Kami kembali menaiki bus.
Dari Pabrik Keramik Plered di Purwakarta, kami menuju ke Desa Cibodas yang ada di Lembang, Bandung - Jawa Barat. Di dalam bus kami merasa kelaparan karena belum makan. Saya menahan pusing selama di bus. Perjalanan menuju Desa Cibodas membutuhkan waktu yang lama.
Bus I sampai di Desa Cibodas kira-kira pukul 18:30, kami menuju ke aula Mekar Tani Jaya untuk pembagian homestay. Saya mengetahui, ternyata anak IPS sudah melakukan pembagian homestay dan menuju homestay masing-masing. Di aula, rombongan bus I mendegar pembagian homestay sambil menunggu rombongan bus II. Kira-kira sudah 20 menit, barulah rombongan bus II datang. Dan mereka juga berkumpul di aula yang sama untuk pembagian homestay.
Selesai pembagian homestay, kami yang menginap di homestay milik Pak Uce (Fani Chairani, Fiqih Maksi, Inge Anggraeni, Irma Revany, Marsellina Dikristianti) menunggu mobil yang akan membawa kami ke homestay Pak Uce yang dipakai untuk mengantar ke homestay anak IPA yang paling jauh (Dwi Aprillia dkk). Mobil pun tiba, dan kami segera menaiki untuk menuju ke homestay.
Sampai di homestay, kami langsung bersandar karena lelah yang dirasakan. Kami juga memakan makanan yang disediakan di homestay. Yang lain sudah mandi di homestay, dan saya belum. Kira-kira jam 10 malam, kami diberi instruksi agar menuju ke aula untuk sarasehan (ramah tamah) dengan warga Mekar Tani Jaya Desa Cibodas. Kami menaiki mobil menuju ke aula, karena murid-murid yang lainnya sudah menunggu di aula. Saat di aula, ternyata hampir semua murid sudah berkumpul. Aku merasa malu karena termasuk yang paling akhir tiba di aula. Ada kata sambutan dari kepala Desa Cibodas, sambutan dari ketua Mekar Tani Jaya, dan beberapa warga lain. Serta ada sesi tanya jawab yang berhubungan dengan desa Cibodas. Tidak terasa waktu sudah lebih dari jam 11 malam. Kami yang berada di homestay milik Pak Uce, berjalan kaki menuju homestay yang cukup jauh. Saat berjalan, langit gelap ditambah belum ada penerangan di luar membuat suasana malam menjadi sedikit seram.
Sampai di homestay, kami tidak langsung tidur. Melainkan teman-teman saya di homestay bercerita tentang apa saja. Tentang teman-teman, kebiasaan di rumah, pacar mereka, kakak kelas, dan masih banyak lagi. Saya tidak bercerita, hanya mendengarkan saja. Salah satu teman homestay saya berencana memberikan kejutan ulangtahun untuk sahabatnya. Tinggal saya, dan tiga teman lain yang berada di homestay milik Pak Uce karena teman saya yang satu lagi berencana menginap di homestay yang ditempati sahabatnya. Waktu menunjukkan pukul 11:40 WIB, kami menuju ke tempat tidur. Saya memilih berada di kamar yang disediakan kasur busa. Saat saya akan tidur, teman-teman di homestay memanggil saya menuju kamar sebelah yang ada kasur biasa. Mereka menyarankan saya untuk tidur satu kamar dengan mereka, dan saya tidur di atas bed cover tebal yang digelar di lantai kamar. Saya kembali ke kamar untuk mengambil bantal dari kamar yang saya tempati sebelumnya dan kembali ke kamar untuk tidur satu kamar dengan teman di homestay.
Tanggal 4 Januari 2014, pukul 05:15 waktu Bandung dan sekitarnya, saya terbangun dan mendengar adzan subuh. Saya mengambil air wudhu. Airnya dingin dan saya merasa sedikit kedinginan. Dan saya shalat di kamar yang tidak jadi saya tempati semalam (yang sudah saya ceritakan diatas). Selesai shalat, saya mengambil peralatan mandi di kamar yang saya tempati dan menuju ke kamar mandi untuk sikat gigi. Sambil menunggu teman lain bangun, saya membaca LKS dan melihat kegiatan apa yang saya lakukan hari ini. Setelah itu, satu persatu teman saya bangun. Pukul 06:00 waktu Bandung dan sekitarnya, satu teman saya yang semalam menginap di homestay sahabatnya sudah kembali ke homestay kami. Kemarin saat di aula Pak Tugina berkata bahwa besok ada senam sebelum pemerahan susu sapi, menjadi ragu dan bertanya kepada Pak Uce. Lalu Pak Uce menelepon kepada guru kami, tetapi tidak diangkat dan menelepon kepada kelompok Mekar Tani Jaya yang lain tentang kegiatan hari ini. Selesai menelepon, kami diberitahukan kepada Pak Uce bahwa sudah ada 2 siswa yang berada di pemerahan susu sapi untuk melihat proses pemerahan karena homestay mereka berada paling dekat dengan tempat pemerahan susu sapi. Pak Uce menawarkan jika kami ingin ke sana, beliau siap mengantarkan. Kami berpikir, dan akhirnya kami tidak pergi ke sana. Sekitar pukul 07:30 WIB waktu Bandung dan sekitarnya, saya melihat teman-teman di homestay lain berjalan menuju ke sebuah tempat. Kata Pak Uce, mereka akan senam pagi. Saya bergegas memakai sepatu dan menghampiri teman-teman dari homestay lain. Teman homestay saya masih melakukan hal lain. Saya pun meninggalkan mereka.
Kami terus berjalan mengikuti teman yang berjalan lebih depan. Perjalanannya lumayan jauh, dan saat hampir dekat ke tempat senam, kami berjalan menanjak di atas tanah yang dikelilingi rumput. Jalannya sedikit licin, jadi kami harus berhati-hati. Setelah menaiki tangga dari bambu, saya melihat sudah banyak teman saya dari kelas IPA ataupun kelas IPS yang datang. Sebelum senam dimulai, saya melihat tiga teman homestay saya ikut senam. Saya kira mereka tidak ikut. Setelah menunggu sekitar 20 menit, kami mulai pemanasan senam. Sambil melakukan gerakan senam, murid perempuan berkata "1...2...3...4", murid laki-laki berkata "5...6...7...8" dan seterusnya. Selesai senam, kami dibagi kelompok untuk kegiatan berikutnya dan kami menuju ke homestay masing-masing untuk persiapan melakukan kegiatan berikutnya.
Sampai di homestay, kami membaca kertas yang ditempelkan di kaca tentang pemagian kelompok baru untuk kegiatan selanjutnya. Kami berempat (kecuali Marsellina) berada dalam 1 kelompok. Kami melakukan pengamatan tentang Ternak Sapi Perah dan Biogas. Kami sarapan pagi untuk mengisi perut yang kosong. Setelah itu, kami mandi secara bergantian. Saya mandi pukul 08:15 WIB, dan selesai saya mandi pukul 08:30 WIB, teman homestay saya bergantian mandi.
Saat ada yang belum selesai mandi, kami kembali diperintahkan untuk menuju ke tempat pemerahan susu sapi. Saya dan dua orang teman homestay mengikuti teman yang satu kelompok yang kebetulan lewat di depan homestay kami. Kami berjalan beriringan, sampai akhirnya kami terpisah di tengah jalan. Saya mengikuti murid laki-laki yang satu kelompok dengan saya, mereka bertanya kenapa saya mengikuti mereka, dan saya menjawab bahwa saya satu kelompok dengan mereka. Mereka juga bertanya dimana teman-teman homestay saya, dan saya menjawab bahwa saya terpisah dengan mereka. Sampai di peternakan susu sapi, kami berkumpul. Tidak lama kemudian, teman-teman homestay saya datang. Dan kami mulai bertanya kepada narasumber.
Saya tidak bertanya, hanya mendengarkan sambil mencatat hal-hal yang diperlukan untuk mengisi LKS. Lalu beberapa orang dari kami turun untuk melihat tempat pengolahan biogas. Saat turun, tanahnya licin sekali, sehingga saya terpeleset. Sampai di sana, kami bertanya tentang pengolahan biogas ke narasumber. Lalu kami naik kembali ke tempat pemerahan susu sapi. Akhirnya kami pulang ke homestay masing-masing.
Kami kembali ke homestay, dan melakukan kegiatan sampai pukul 12:00 WIB (waktu Bandung dan sekitarnya). Saya baru saya menggelar sajadah untuk shalat, tiba-tiba kami dipanggil untuk berkumpul ke aula. Saya dan teman-teman di homestay merapihkan barang dan memasukkannya ke tas, menyiapkan tas untuk dibawa, dan tak lupa saya membawa keramik plered yang saya bawa dari Pabrik Keramik Plered.
Sampai di aula, ternyata sudah banyak teman-teman baik dari jurusan IPA ataupun IPS berada di aula. Tetapi kali ini saya merasa tidak terlalu telat datang. Saya duduk di tempat yang agak tengah. Sambil mendengarkan kesan dan pesan dari warga Mekar Tani Jaya Desa Cibodas, saya menulis curhatan saya di buku catatan kecil karena saat itu saya merasa kesepian (curhat nih ceritanya). Selesai perpisahan dengan warga Mekar Tani Jaya Desa Cibodas, saya mengambil sandal saya sambil menjaga keramik yang saya bawa agar bentuknya tidak terlalu hancur. Saya kesulitan dalam menemukan sandal. Saat saya sedikit berdesakan dengan teman lain dalam mengambil sandal, ada seorang teman yang menyentuh pundak saya, saya melihat ke belakang dan dia tidak berbicara sedikitpun. Saya kembali melanjutkan untuk mencari sandal, sambil berkata kepada guru-guru saya bahwa sandal saya hilang. Akhirnya, setelah murid-murid banyak yang sudah berjalan menuju bus, seorang guru menemukan sandal saya di tangga aula yang paling depan. Padahal saya tidak menaruh sandal saya di sana, tetapi mungkin tergeser saat tadi berdesakan. Saya berjalan menuju bus 1.
Sampai di bus, saya duduk kembali di tempat pertama kali saya duduk. Di perjalanan, ada yang saling berbagi makanan dan ada yang melakukan hal lain. Perjalanan sangat macet, jadi kami semua tidak tahu apakah kami dapat mampir ke Cibaduyut untuk berbelanja. Akhirnya, setelah dihubungi semua bus sepakat untuk makan di Warung Nasi Ampera di Kebon Kalapa, Bandung. Sore hari pukul sekitar pukul 16:30 WIB, kami sampai di sana. Saya tidak bisa mehanan pipis lagi, karena itu saya bertanya kepada orang di sana dan menuju ke kamar mandi. Setelah saya pipis, ada seorang teman yang mengantri di belakang saya. Saya tidak sadar ada orang di dekat pintu, karena itu saya menutup pintu. Dan tangan teman itu pun terjepit.
Saya merasa sangat bersalah, tetapi saya buru-buru ingin shalat. Di dekat kamar mandi, ada karyawan warung nasi Ampera dan saya bertanya kepada karyawan itu dimana letak mushalla. Ternyata mushalla ada di lantai bawah. Sampai di mushalla, saya menyiapkan mukena dan menggelar sajadah. Lalu mengambil air wudhu dan melalukan shalat yang di jamak (Ashar dan Zhuhur) karena tadi siang belum sempat shalat. Selesai shalat, saya menuju ke tempat kami makan. Saat di tangga menuju tempat makan di lantai 2, ternyata ada teman yang sudah sudah selesai makan dan akan kembali ke bus. Tetapi saya belum makan sama sekali.
Sampai di lantai 2, saya melihat teman-teman saya sudah makan dan ada beberapa yang sudah selesai makan dan sedang mengobrol dengan teman lain. Saya menuju ke tempat pelayan untuk mengambil nasi serta ayam dan tahu sebagai lauknya. Dan saya mencari tempat duduk yang sepi, saya malu karena hanya saya sendiri yang belum makan. Saya memperhatikan teman-teman saya di beberapa sudut tempat. Akhirnya, saya mengambil tempat yang paling pojok yang berada tidak jauh dari tempat Risni dkk. sedang makan.
Risni dkk. mengajak saja untuk duduk di dekat mereka. Saya langsung duduk dan makan. Saya juga bilang bahwa saya tidak mengambil teh. Mereka bilang teh yang disajikan itu teh tawar. Dan salah satu diantara mereka menawarkan teh yang tidak dia minum. Saya makan, sementara Risni dkk. mengobrol sambil bercanda. Selesai makan, saya langsung bergegas untuk mencuci tangan, tapi tempat cuci tangannya penuh.
Saya pun kembali ke bus I untuk melanjutkan perjalanan ke Cibaduyut untuk berbelanja. Saya kira saya yang paling akhir masuk ke dalam bus, tapi setelah saya ada beberapa orang lagi yang masuk. Saat bis masih menunggu teman lain & guru yang belum masuk dan bus akan berjalan menuju Cibaduyut, masuklah pengamen kecil ke dalam bus I. Mungkin pengamen itu mengira dia masuk ke dalam angkutan umum. Semua murid di bus I menyambut sang pengamen dengan senang dan ikut menyayikan lagu yang dibawakan pengamen itu. Selesai sang pengamen bernyanyi, bus berhenti di sebuah tempat. Beberapa murid dari bus 1 beserta kepala sekolah memberikan uang sekedarnya kepada sang pengamen. Akhirnya, sang pengamen cilik turun dari bus. Dan kami melanjutkan perjalanan.
Hambatan dalam perjalanan kali ini tidak lain adalah kemacetan. Beberapa kali bus harus berhenti menunggu mobil / kendaraan lain melintas dari arah sebaliknya. Tetapi perjalanan macet ini kami nikmati, ada yang melihat pemandangan, mengobrol, tidur, mendengarkan musik, dan sebagainya. Tadinya Kepala Sekolah khawatir jika sampai di Cibaduyut terlalu sore, beliau sempat berpikir semua muridnya untuk langsung pulang saja tanpa berbelanja. Tetapi, dengan kecerdikan supir bus, kami bisa melewati kemacetan dan dapat ke Cibaduyut dengan selamat.
Sampai di Cibaduyut, bus I sampai bus V berhenti di tempat pemberhentian dekat pusat perbelanjaan di Cibaduyut. Kami dibebaskan untuk berbelanja, sampai pukul 19:00 WIB waktu setempat. Saya pun memutuskan untuk berkeliling tanpa berbelanja. Tidak lama kemudian sebelum berkeliling, berkumandang azan maghrib. Saat berkeliling, saya melihat teman-teman saya pergi ke berbagai tempat. Ada yang mencari baju, sepatu, aksesoris, makanan, dan sebagainya. Saya pun masuk ke dalam sebuah toko, melihat koleksi pakaian yang beragam (terutama kaos sablon). Lalu, saya keluar dari dalam toko. Dan setelah itu, bertemu teman lain. Karena bingung, saya kembali lagi masuk ke dalam toko tersebut. Selanjutnya, saya keluar toko dan mengikuti teman (Dwi Aprillia dkk.) ke sebuah tempat. Ternyata, mereka akan menuju ke Alfamart membeli makanan. Di Alfamart, saya bertemu satu orang teman sekelas saya dan satu orang lagi teman dari kelas lain. Teman sekelas saya itu hanya menemani temannya yang akan membeli minuman. Akhirnya, Dwi Aprillia dkk. keluar dari Alfamart terlebih dahulu. Dan saya beserta dua orang (teman sekelas + temannya) keluar dari Alfamart.
Saya pun kembali ke tempat pemberhentian bus. Karena terlalu bingung, saya sampai bertanya kepada guru saya bahwa saya bingung mau ngapain. Akhirnya, saya menuju ke dekat bus I yang sedang berhenti. Lalu, saya kembali berkeliling. Kali ini, saya masuk ke dalam toko lain yang juga menjual pakaian. Di sana saya bertemu dengan anak IPA dan IPS yang membawa belanjaan mereka. Saya melihat mereka sedang memperhatikan baju / jaket yang dipajang di toko, lalu bertanya kepada pelayan toko tentang baju / jaket itu. Saya tidak berkata apa-apa, takut dikira saya menguntit mereka. Saya bertanya kepada mereka, apa yang mereka beli saat belanja. Ada yang beli baju kaos, dan sebagainya. Akhirnya, ada seorang teman yang bertanya kepada saya, "Kamu beli apa?" (kira-kira begitulah, saya tidak terlalu ingat). Lalu saya jawab, "Nggak beli apa-apa.". Setelah itu, dia bertanya tentang beberapa hal.
Saat melihat baju kaos JKT48 yang mirip dengan aslinya, saya ingin membelinya. Namun, saat ditanya harganya, saya tidak sanggup membelinya. Ada seorang teman yang berkata, "Kenapa nggak beli aja?". "Nggak. Kapan-kapan mau beli baju yang aslinya aja.". Akhirnya, saya keluar toko bersama teman-teman yang saya temui.
Saya pun berkeliling kembali. Kali ini saya bertemu dengan dua orang teman yang sekelas waktu kelas 10. Mereka membeli aksesoris. Kebetulan, harganya bisa diskon jika membeli dalam jumlah yang banyak. Saya melihat aksesoris (gantungan, gelang, dsb) itu lucu, saya ingin membelinya. Saya mengecek dompet saya, tapi karena melihat uang yang kurang untuk membelikan barang itu untuk keluarga di rumah, saya mengurungkan niat untuk membeli aksesoris. Saya kembali menuju dekat bus.
Di dekat bus, saya menunggu pintu bus di buka. Di sana, saya bertemu dengan teman sekelas waktu kelas 10. Dia berkata, "Ngapain?". Saya jawab, "Nggak.". Akhirnya, saya kembali menunggu pintu bus di buka dengan melihat teman-teman yang berjalan di sekitar saya atau mereka yang berjalan yang terlihat dari jauh.
Setelah beberapa lama, akhirnya pintu bus dibuka dan saya beserta teman-teman saya masuk ke dalam bus masing-masing. Tentunya saya masuk ke dalam bus I. Walaupun sudah banyak murid dan guru yang masuk ke bus I, tapi masih menunggu beberapa orang lagi untuk naik ke bus. Sekitar 20 menit kemudian, bus lain sudah mulai berjalan. Tetapi, bus I masih ragu untuk berjalan, karena masih ada 1 orang guru yang kami tunggu yang belum naik ke bus. Akhirnya, bus lain sudah menghilang dari pandangan dan bus I berjalan perlahan. Lalu berhenti menunggu guru yang belum naik ke bus. Tidak terlalu lama, akhirnya guru kami menghampiri bus. Setelah di dalam bus, guru kami ditanya oleh guru lain dan murid-murid kemana beliau pergi. Ternyata, selesai belanja guru kami tidak tahu arah menuju tempat pemberhentian bus, dan mampir di distro. Kami pun melanjutkan perjalanan.
Waktu sudah malam. Aku tidak tahu bus akan langsung pulang atau mampir lagi ke tempat lain. Ternyata, mampir di salah satu tempat beli snack (lupa nama tempatnya), sekaligus buat yang mau shalat Isya bisa shalat terlebih dahulu / yang mau buang air kecil bisa buang air kecil terlebih dahulu. Selain snack, di tempat itu juga menjual berbagai miniatur, seperti sepeda & gitar. Setelah 20 menit kemudian, kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan pulang.
Di perjalanan pulang, langit terlihat sudah sangat gelap. Kira-kira sekitar pukul 20 : 12 WB. Setiap bus berjalan beriringan. Di dalam bus saat itu, ada saja hal yang dilakukan. Seperti tidur, makan snack, mengobrol, SMS mengabari ke orangtua sudah sampai dimana, mendengarkan lagu, dan sebagainya. Perjalanan memerlukan waktu yang lama.
Barulah, sekitar jam 23:00 WIB, bus I sampai di seberang Halte Indomilk, tempat berkumpul pertama kali. Bus lainnya ternyata sudah sampai terlebih dahulu. Bahkan bus IV sudah sampai sekitar pukul 22:30 WIB dan mereka sudah pulang. Ada yang dijemput orangtua, saudara, ada yang pulang sendiri, dan ada juga yang pulang bersama teman yang searah.
Perjalanan selama 2 hari (ke PLTA Cirata + Pabrik Keramik Plered / Museum, Desa Cibodas, Cibaduyut, dan tempat beli snack) adalah perjalanan yang melelahkan, namun sangat menyenangkan dan akan menjadi kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar