Halaman

Kamis, 17 April 2014

Pengalaman Study Trip (3 Januari 2014 - 4 Januari 2014)

Tanggal 3 Januari 2014, kami semua berkumpul di seberang halte Indomilk, menunggu bis yang akan membawa kami saat study trip. Kira-kira sekitar pukul 06.30 WIB murid-murid menaiki bus. Sampai sekitar pukul 06.50 WIB, ada satu orang yang belum datang, yaitu Ni Wayan karena dia masih mencari baju study trip miliknya. Pukul 06.57 WIB, bus I dan bus II (bus anak IPA) mulai berangkat. Sementara itu, bus III, IV, dan V (bus anak IPS) berangkatnya lebih lama, karena tujuan perjalanan mereka langsung ke museum yang ada di Bandung.

Perjalanan yang diharapkan lancar dan sampai tepat waktu tidak tercapai. Kami tiba di PLTA Cirata sekitar hampir jam 11.00 (kalau tidak salah). Di sana ada petugas PLTA yang tanya jawab dengan murid kelas XI IPA. Tetapi, karena suara mesin di PLTA lebih kencang dari suara petugasnya, kami tidak terlalu mengerti apa yang beliau jelaskan. Setelah selesai tanya jawab, petugas PLTA mengajak kami turun untuk melihat mesin PLTA dan menjelaskan cara kerjanya. Pertama, rombongan bus I turun, setelah selesai barulah rombongan bus II yang turun. Sebelum kembali menaiki bus, ada yang buang air kecil atau berfoto di sekitar PLTA Cirata. Saatnya kami kembali menaiki bus.

Karena jam sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB, akhirnya kami berhenti tidak jauh dari mushalla di sekitar PLTA Cirata. Murid laki-laki dan bapak guru segera menunaikan shalat Jum'at, dan murid perempuan dan ibu guru bersantai. Saat aku bersantai, aku melihat rombongan bus II yang perempuan sudah mendapat dan memakan nasi box untuk makan siang. Sementara, rombongan bus I mengeluh kelaparan (termasuk saya). Kami hanya bisa bersabar, karena penanggung jawab bus I adalah Pak Getar yang sedang shalat Jum'at.

Selesai murid laki-laki dan bapak guru shalat Jum'at, beberapa murid perempuan (termasuk saya) dan ibu guru shalat dzuhur di mushalla yang sama. Kami membawa mukena yang akan dikenakan. Sampai di depan mushalla, kami membuka alas kaki. Kami mengambil tempat untuk shalat, lalu berwudhu. Selesai berwudhu, kami pun shalat. Selesai shalat, kami kembali ke dekat tempat parkir bus. Saya termasuk yang paling akhir selesai shalat.

Saat saya selesai shalat dan kembali ke dekat tempat parkir bus, ternyata banyak teman saya dari rombongan bus I yang sudah selesai makan. Saya jadi lapar. Saya minta nasi box ke Pak Getar. Saya melihat itu tinggal beberapa nasi box yang tersisa. Saya meminta air mineral gelas di dalam bus dan mencuci tangan. Lalu saya duduk di atas rumput untuk makan, dan bersebelahan dengan beberapa guru. Nasi box yang saya terima berisi nasi + ayam bakar + sambal + lalapan + buah pisang. Setelah makan, saya kembali mencuci tangan dengan air mineral gelas sisa yang tadi karena belum habis airnya. Dan saya membawa nasi box beserta air mineral untuk dibuang.

Saya mendapat informasi, bahwa bus sebentar lagi akan jalan. Tetapi, saya masih kenyang. Saya kembali meminta air mineral gelas supaya menetralkan perut saya yang kenyang. Selesai saya menghabiskan air itu, saya membuang sampahnya, dan tidak lama kemudian saya dan teman-teman saya menaiki bus. Kami melanjutkan perjalan ke Pabrik Keramik Plered.

Perjalanan menuju Pabrik Keramik Plered ternyata butuh waktu yang lama, karena ramainya jalan di sana. Dari jadwal seharusnya sampai pukul 12.46, ternyata kami baru sampai sekitar jam 14.00. Sebelum kami menuju tempat pabrik keramik, beberapa kali kami salah alamat yang kami kira itu pabrik keramik, mereka hanya menjual keramik ataupun distributornya. Kami tiba di pabrik keramik Plered disambut oleh petugasnya di sana. Kami memasuki ruangan, lalu melihat hasil keramik yang sudah jadi. Beberapa saat kemudian, kami berkumpul mengikuti instruksi petugasnya dan duduk di lantai. Kami mendengarkan penjelasan beliau. Beliau kira, murid yang datang hanya dalam jumlah kecil sekitar 20 orang dan guru pembimbing. Dan ternyata murid yang datang lebih dari yang beliau kira. Tetapi, intinya beliau senang dengan kehadiran kami yang datang kesana untuk mempelajari cara membuat keramik, yang terutama berhubungan dengan pelajaran Kimia. Kami juga sambil mencatatat beberapa hal yang penting dari yang beliau ceritakan untuk mengisi LKS lami. Selesai beliau menjelaskan, kami langsung praktek bagaimana cara membuat keramik.

Ternyata, membuat keramik itu tidaklah mudah. Kami harus memutarkan alat putar tangan dan memegang tanah liat jangan sampai bentuknya kacau. Siswa-siswi penasaran dan langsung mencoba membuat keramik, beberapa diantaranya dibantu oleh pengrajin keramik di sana. Ada yang mencoba membuat keramik pakai alat putar kaki. Ada juga yang bertanya kepada salah satu pengrajin, untuk menambah pengetahuan kami tentang sejarah keramik dan juga mengisi LKS di Pabrik Keramik Plered. Keramik yang sudah jadi lalu dikeringkan. Walaupun masih basah, beberapa siswa membawa keramik buatan mereka (termasuk keramik saya yang dibuatkan oleh salah satu pengrajin keramik) ke dalam bus. Kami kembali menaiki bus.

Dari Pabrik Keramik Plered di Purwakarta, kami menuju ke Desa Cibodas yang ada di Lembang, Bandung - Jawa Barat. Di dalam bus kami merasa kelaparan karena belum makan. Saya menahan pusing selama di bus. Perjalanan menuju Desa Cibodas membutuhkan waktu yang lama.