Halaman

Rabu, 07 November 2012

Benarkah Google Dapat Mengurangi Daya Ingat?






Sulit mengingat kapan terakhir kali tim bulutangkis nasional meraih emas dalam Olimpiade? No problem. Cari saja data itu di google. Hampir semua pertanyaan bisa dicari jawabannya di sana. Masalahnya adalah kemudahan ini mengurangi kebiasaan kita untuk mengingat.

Orang yang akrab dengan internet dan sering googling (mencari di google), cenderung lebih malas untuk mencoba mengingat informasi karena yakin semua informasi itu dapat dengan mudah ditemukan kembali di internet.

"Informasi yang masuk ke otak bisa terus menerus diingat dengan cara mengetahui dimana informasi itu bisa dicari. Dan kita lebih memprioritaskan dari pada mengingat secara detil mengenai informasi itu," kata Betsy Sparrow, PhD, dari Universitas Columbia yang melakukan studi ini.

Dalam dunia psikologi, hal itu disebut juga dengan memori transaktif. Kemampuan ini sudah ada sejak manusia mampu berkomunikasi. Kita juga selalu mengandalkan orang yang paling pintar dalam komunitas, kemudian setelah berkembangnya media cetak, kita mengandalkan buku.




Dengan kata lain, saat ini manusia beradaptasi untuk tidak benar-benar mengingat suatu hal, kita hanya mengingat dimana mencari atau siapa yang memiliki informasi itu.

"Di sekitar kita selalu ada orang yang kita anggap ahli dalam suatu hal, misalnya kalau ingin bertanya cara membuat kue kita bertanya pada si A, kalau ingin tahu tentang dimana toko roti yang murah kita bertanya pada si B. Internet sama saja, tetapi informasi yang dimilikinya jauh lebih luas," kata Sparrow.

Internet menurut dia adalah tempat dimana informasi dikumpulkan secara kolektif di luar ingatan kita. "Internet adalah penghubung yang membuat memori transaktif kita lebih terhubung pada hal yang tidak bisa diakses di tempat lain," katanya.




"Internet membuat kita pintar sekaligus bodoh. Otak kita jadi terlatih untuk menggunakannya dan kita jadi ketagihan karena banyaknya kentungan yang didapat," kata Gary Small, penulis buku "iBrain Surviving the Technological Alteration of the Modern Mind" ini.

Itu sebabnya sangat penting untuk melatih agar otak tidak mudah pelupa. Simak tips dari Cynthia R.Green PhD, presiden Memory Art dan penulis buku Brainpower Game Plan ini.

1. Bicara dengan diri sendiri
Dengan mengulang-ulang informasi pada diri sendiri, kita memaksa otak untuk memberi perhatian lebih pada informasi itu. Kita juga jadi terbiasa untuk melatih ingatan.

2. Buat permainan
Baru membaca ada restoran bebek goreng yang baru buka bernama Bebek Waris? Coba ingat-ingat siapa teman atau keluarga yang juga memiliki nama Waris, misalnya.

3. Konsumsi brokoli
Konsumsi makanan yang merupakan sumber asam folat seperti brokoli karena sudah terbukti mampu melindungi dan meningkatkan fungsi memori.


Senin, 05 November 2012

Berkunjung ke SMP Negeri 174 Jakarta

Senin, 5 November 2012...

Aku sudah berpakaian rapih dengan seragamku, namun aku mau ke satu tempat dulu sebelum ke sekolah. Tepatnya ke SMPN 174 Jakarta (dulu aku bersekolah disana). Dengan menaiki ojek, lalu angkot 37/41, disambung dengan angkot T12 yang menunggu agak lama (kok jadi curhat?), akhirnya sampai juga aku di SMPN 174 Jakarta.

Aku langsung bergegas ke kantin. Ternyata, tadi belum waktunya istirahat pertama. Di kantin, aku bertemu dengan Bu Ngatijan, Bu Carlos, Bu Rudy, dan orang kantin baru (nggak tau namanya, soalnya ada yg penjualnya berganti-ganti). Bu Ngatijan, Bu Carlos, dan Bu Rudy sedikit terkejut dengan kehadiranku. Aku ditanyai kenapa aku ke SMPN 174 Jakarta. Lalu aku menjawab kalau hari ini ada tes kelas 12, jadi aku masuk siang.

Bel istirahat berbunyi. Murid SMPN 174 Jakarta bergegas ke kantin, namun ada juga yang di kelas. Di kantin, aku melihat Yori (adik kelasku yg dulu satu ekskul) dan temannya. Aku mencari dimana Suci Wulandari & Alma Aprilia, dua adik kelas yang ingin aku pinjamkan buku PM (Pendalaman Materi) milikku & milik Fina. Ternyata, mereka tidak ada di kantin. Lalu, aku berpikir untuk berjalan ke sekitar lorong lantai satu dan melakukan hal tersebut. Kira-kira di depan perpustakaan, aku melihat Alma dan ia memanggilku. Langsung saja aku memberikan buku PM tersebut, tetapi sebelumnya aku menanyakan dimana Suci Wulandari berada. Kata Alma, titip saja buku PM yang akan dikasih ke Suci kepadanya. Aku menyetujuinya.

Dan aku bergegas menuju ke lantai 2, yaitu ruang guru. Di ruang guru, aku bertemu dengan banyak guru (rata-rata guru perempuan), menyalami mereka dan menjawab pertanyaan mereka. Rata-rata, guru-guruku itu menanyakan sekarang aku sekolah dimana, dan juga Fina sekolah dimana. Aku menjawab, aku bersekolah di SMA BW2 Jakarta (Kalisari) dan Fina bersekolah di SMAN 51 Jakarta (Condet). Ada juga yang menanyakan mengapa aku baru pulang sekolah. Aku menjawab bahwa hari ini aku masuknya agak siang.

Setelah berpamitan kepada guru di ruang guru, aku bergegas pulang. Saat bel masuk berbunyi, di tangga menuju lantai 1, aku bertemu dengan Siti Dalila dan Amel Satyaningtyas (adek kelasku yg dulu satu ekskul). Mereka menyapaku dan sedikit bercanda. Sebelum mereka ke kelas, aku meminta nomor handphone mereka dan mereka memberikannya. Setelah itu, mereka menuju ke kelas dan aku menuju pulang.

Tetapi, aku baru ingat bahwa aku belum menemui wali kelasku di kelas 9, yaitu Pak Manullang. Langsung saja aku ke Lab. IPA menemui Pak Manullang. Di dalam Lab, aku melihat Gladys dan Ami, mereka menyapaku. Lalu, aku menghampiri Pak Manullang, sedikit bercerita tentang sekolah baruku karena di Lab. IPA ada anak kelas 9B yang akan menggunakan ruang Lab. IPA.

Tadinya aku mau langsung ke sekolah, tetapi aku putuskan saja untuk mampir ke koperasi SMPN 174 Jakarta, menemui orang koperasi yaitu Mbak Ina. Di koperasi, aku ditanyai sama Mbak Ina sama seperti yang ditanyakan para guru di kantor. Lalu aku menjawab hal yang sama juga. Tadinya aku ditanyakan apakah aku mau jajan / tidak. Aku menjawab tidak karena nggak punya uang (kasihan sekali aku...). Aku berpamitan kepada Mbak Ina.

Aku menuju ke sekolah menaiki angkot T12, yang disambung dengan angkot 37/41, berhenti di seberang Halte Indomilk, menaiki omprengan sampai ke sekolah...

-----------------------

Angkot T12



-----------------

Kantin Bu Carlos



-----------------------

Koperasi yang dijaga Mbak Ina


------------------------------------------

Pasar Kaget di Jl. Juanda (Hari Terakir sebelum ditutup)

Pada hari Minggu, 4 November 2012, aku, Fina, kak Lani, dan Ibuku pergi ke Jl. Ir. H. Juanda / Jalan Baru yang tak jauh dari rumah. Kami berangkat sekitar pukul 06.35 WIB. Kami melihat aneka jualan yang ada di sekitar. Di antaranya adalah tanaman, bulu pembersih debu, tas plastik, baju, makanan, dan sebagainya.




Pulangnya, aku, Fina, dan Kak Lani membeli siomay.


Dan, kami membawa dan memakan siomay yang dipesan ke tempat jualan Lontong Sayur. Di tempat jualan lontong sayur, ibu memesan 1 porsi lontong sayur (tanpa telur).



Di jalan pulang, kami melewati tempat jualan pukis dan membelinya.


-------------

Hari itu adalah hari terakhir kami kesana, karena selanjutnya pedagang disini akan digusur entah kemana, karena tempat ini menjadi penghubung jalan tol Cijago.
-___-"
-------------

Sabtu, 03 November 2012

Puisi Karya Chairil Anwar

AKU


Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi-
---------------------------

KRAWANG - BEKASI


Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

---------------------------

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh


---------------------------